Senin, 22 Februari 2010

Jenis Paragraf dan Contohnya

Paragraf Generalisasi

Kampus E,Universitas Gunadarma, di kelapa dua diresmikan sejak tahun 2000.Setelah itu kegiatan perdagangan di sekitar kampus mulai dilirik oleh penduduk sekitar maupun pedagang dari tempat lain.Tukang fotocopy yang berjumlah dua puluh bertebaran di samping kiri-kanan kampus.Warung makan berjumlah sepuluh,warnet berjumlah delapan.Hanya toko baju yang berjumlah dua.Boleh dikatakan, kegiatan perdagangan ini sangat ramai dan menguntungkan.

Penjual pulsa berjalan banyak sekali dimana-mana.Tetangga sekitarku semuanya berjualan.Tini berjualan di sekolah. Rudi berjualan di kantor. Toni berjualan di kost-kostan.Meti berjualan di asrama, dan aku sendiri berjualan di kampus.Kami mendapatkan keuntungan yang lumayan banyak. Boleh dikatakan, pulsa berjalan ini sangat menguntungkan

Paragraf Analog

Preman dan peminta-minta merupakan sampah masyarakat.Preman meminta uang dengan paksa dan sedikit keras, sedangkan peminta-minta meminta uang dengan paksa dan memelas. Mereka semua mengganggu kenyamanan masyarakat umum yang melintas di jalan ataupun berada di tempat fasilitas umum lainnya seperti halte, terminal, dan taman. Oleh karena itu, keberadaan mereka diatur oleh perda dan ditertibkan oleh Satpol PP.

Pelajar zaman sekarang harus belajar dengan giat dan rajin. Mereka semua harus mencari tahu informasi dan teknologi sebaru mungkin untuk menunjang keberhasilan studi mereka. Begitu juga dengan, pekerja, mereka harus menggali kemampuan dan potensi mereka untuk mengaplikasikan pekerjaan dengan informasi dan teknologi terbaru supaya lebih mudah dan cepat. Oleh karena itu, pelajar dan pekerja sama-sama harus giat dan rajin untuk mencari tahu informasi dan teknologi terbaru

Paragraf kausal

Di kota depok, setiap paginya diterangi dengan terik matahari hingga siang hari. Sedangkan sore hingga malam hari, hujan deras turun. Banyak anak sekolah yang tidak membawa payung. Banyak pengendara motor yang tidak membawa jas hujan. Dan banyak ibu rumah tangga yang meninggalkan cucian basah di rumah. Seakan hujan dan terik tahun ini datang bersamaan, akibatnya mereka kebingungan jika ingin beraktivitas setiap harinya.

Budi, anak yang cerdas. Dari kelas 1 SD hingga kelas 5, ia selalu mendapatkan ranking 1. Tidak perlu belajar banyak ataupun bimbel. Setiap saat guru menerangkan, budi langsung bisa memahami, dan menjawab.Hal ini membuat ia malas belajar, akibatnya saat ujian nasional kelas 6 SD, budi tidak lulus dan harus mengulang.HbBanBan

Karangan Narasi

“ Menulis adalah proses menalar”

Menulis diartikan sebagai penuangan gagasan, ide, cerita , kisah, hidup, atauapapun itu yang berhubungan dengan pribadi si penulis atau obyek lainnya yang diproses dengan daya nalar si penulis untuk menghasilkan tulisan yang bermanfaat. Kemampuan menulis seseorang bisa dilihat dan diukur dari frekuensi dan intensitas orang tersebut untuk menulis. Dilihat dari sisi frekuensinya, pertama, sejak usia kecil, sekitar berumur 4-5 tahun, seorang anak sudah diajarkan untuk menuliskan nama mereka dengan proses nalar untuk mengenal huruf-huruf alphabet. Kedua, sejak anak tersebut masuk bangku sekolah, yaitu SD, mereka sudah diajarkan untuk menulis sesuatu yang lebih rumit yaitu mengerjakan tugas-tugas berupa soal bacaan maupun angka.Daya nalar mereka lebih ditingkatkan untuk menjawab soal yang tepat.Ketiga, sejak anak tersebut masuk ke bangku SMP, mereka sudah diajarkan jenis-jenis karangan yaitu : eksposisi,argumentasi,narasi,persuasi,dan deskripsi. Untuk proses ini, daya nalar yang diperlukan lebih tinggi lagi, supaya membedakan jenis karangan satu dengan yang lainnya. Keempat, sejak anak tersebut masuk ke bangku SMA dan sudah menjadi remaja, mereka dikenalkan dengan berbagai jenis karangan dan cerita, bahkan sebagai aplikasinya, banyak dari mereka yang terjun langsung ke dunia penulisan, seperti mengirim cerpen ke redaksi majalah, membuat tajuk rencana ke koran/tabloid. Nalar seseorang dalam tahapan ini diperlukan, untuk mewujudkan tulisan yang menarik dan informatif.Kelima, saat anak tersebut sudah masuk ke dunia universitas dan menjadi seorang yang dewasa, frekuensi mereka menulis lebih banyak lagi karena menulis merupakan bekal di masa yang akan datang, tepatnya untuk memasuki dunia kerja. Dan tahap terakhir, saat seseorang sudah memasuki dunia pekerjaan, maka menulis merupakan sebuah peluang untuk meciptakan/menghasilkan uang.

Dilihat dari intensitasnya, pertama, sejak usia kecil berumur 4-5 tahun, hasil tulisan seorang anak kecil pasti tidak sebanyak orang dewasa.Sekedar hanya menulis nama di sekolah TK ataupun menulis di rumah. Kedua, sejak anak masuk di bangku sekolah, hasil tulisannya lebih banyak karena setiap harinya, seorang anak disuruh untuk mengerjakan tugas di sekolah maupun tugas yang dikerjakan di rumah. Ketiga, sejak anak tersebut masuk ke SMP, hasil tulisannya lebih banyak lagi, karena mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang jenis-jenis karangan. Keempat, saat anak menjadi remaja, banyak sekali peristiwa hidup baru yang mereka lalui, dan biasanya mereka tuangkan lewat buku harian atau menulis di blog atau jaringan sosial lainnya.Kelima, saat anak tersebut, sudah menjadi dewasa, dan masuk ke dunia universitas, semakin banyak lagi hasil tulisan yang mereka buat. Mulai dari tugas kuliah, tugas magang berupa laporan, dan semakin rumitnya peristiwa hidup. Dan tahap terakhir, saat berkerja, motivasi seseorang untuk menghasilkan uang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan, tingginya kebutuhan hidup, maka orang akan semakin giat untuk menuangkan ide, gagasan, atau apapun itu untuk dijadikan tulisan yang bermanfaat,informatif, dan menghasilkan uang.